Wabah Ebola di Uganda akhirnya berakhir.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan pada hari Rabu bahwa Pemerintah Uganda telah secara resmi menandai berakhirnya wabah di negara tersebut.
Sudah tepat 42 hari atau dua masa inkubasi sejak negara tersebut melaporkan kasus terakhir Ebola di wilayahnya. Wabah dikatakan telah berakhir karena tidak ada kasus baru yang dilaporkan dalam enam minggu terakhir.
“Saya memuji Pemerintah Uganda, petugas kesehatan setempat, dan mitra kesehatan masyarakat global yang bekerja untuk mengakhiri wabah Ebola di negara itu,” kata Direktur CDC Rochelle P. Walensky, MD, MPH dalam rilis media.
“Simpati tulus kami untuk orang-orang yang kehilangan orang yang dicintai karena penyakit ini. CDC tetap berkomitmen untuk bermitra dengan Kementerian Kesehatan Uganda dalam mendukung program penyintas dan dalam membantu memperkuat kesiapsiagaan global dan kapasitas respons yang dapat mencegah atau memadamkan wabah Ebola di masa depan,” tambah Walensky.
Ebola menyebabkan penyakit virus Ebola atau EVD, penyakit yang jarang namun parah dan seringkali fatal yang menyerang manusia dan primata bukan manusia, termasuk monyet, gorila, dan simpanse.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini ditularkan ke manusia dari hewan liar. Kemudian menyebar melalui transmisi manusia ke manusia.
Pertama kali ditemukan pada tahun 1976, virus ini menyebar pada manusia melalui kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh orang yang terinfeksi, serta benda yang terkontaminasi cairan tubuh dari orang sakit.
Masa inkubasi EVD, atau waktu yang diperlukan dari infeksi hingga timbulnya gejala, membutuhkan waktu 2 hingga 21 hari. Penyakit ini menimbulkan berbagai gejala, antara lain demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan pada fase awal. Pasien akhirnya mengalami muntah, diare, ruam, dan gejala lain yang khas dari gangguan fungsi ginjal dan hati, menurut WHO.
CDC mengatakan dalam rilis medianya bahwa mereka akan terus mendukung Uganda dalam memantau virus dan menerapkan kegiatan pencegahan dan tanggapan infeksi untuk membantu mendeteksi dan menanggapi kasus dan wabah di masa depan.
Sementara itu, AS tidak akan lagi menerapkan penyaringan masuk dan pemantauan kesehatan masyarakat terhadap para pelancong yang telah berada di Uganda selama 21 hari terakhir mulai minggu ini sebagai tanggapan atas pengumuman CDC.