Gula Darah Tinggi Meningkatkan Risiko Penurunan Kognitif Pada Penderita Stroke: Studi

Penderita stroke berada pada peningkatan risiko demensia dan penurunan kognitif. Dipercayai bahwa cara terbaik untuk mencegah kehilangan ingatan dan kemampuan berpikir setelah stroke adalah dengan menghindari serangan stroke kedua. Para ilmuwan kini telah menemukan penyebab yang mendasari penurunan kognitif pada penderita stroke.

Dalam sebuah studi baru, yang diterbitkan di Jama Network Open, para peneliti dari Michigan Medicine – pusat medis akademis Universitas Michigan – menemukan bahwa kadar gula darah yang tinggi pada penderita stroke menyebabkan hilangnya kekuatan otak.

Studi sebelumnya telah menunjukkan 60% penderita stroke mengalami kehilangan memori dalam waktu satu tahun dan sepertiga mengembangkan demensia dalam waktu lima tahun. Di antara penderita stroke, sekitar 53% kasus demensia disebabkan oleh stroke.

“Mengalami stroke meningkatkan risiko demensia seseorang hingga 50 kali lipat, tetapi kami kekurangan pendekatan pengobatan komprehensif yang dapat mengurangi risiko ini, selain mencegah stroke kedua,” kata Deborah A. Levine, penulis pertama studi tersebut. dalam rilis berita.

Para peneliti mengevaluasi rincian 1.000 orang yang pengukuran fungsi otak dan tes darahnya dilakukan selama bertahun-tahun sebelum dan sesudah mereka terkena stroke.

“Temuan ini menunjukkan bahwa kadar gula darah kumulatif yang lebih tinggi setelah stroke berkontribusi pada penurunan kognitif yang lebih cepat, dan hiperglikemia setelah stroke, terlepas dari status diabetesnya, bisa menjadi target pengobatan potensial untuk melindungi kognisi pasca stroke,” tambah Levine.

Tim peneliti juga menemukan penderita stroke dengan tekanan darah tinggi atau kolesterol bernasib lebih baik pada tes kemampuan berpikir daripada mereka yang memiliki kadar gula darah tinggi.

Kontrol glikemik yang ketat telah ditunjukkan pada penderita diabetes untuk mengurangi komplikasi pembuluh darah kecil di mata, ginjal, dan saraf. Kontrol glikemik yang ketat juga dapat menurunkan penyakit pembuluh darah kecil di otak, tetapi ini belum terbukti, tulis para peneliti.

Tim peneliti menekankan perlunya penelitian klinis lebih lanjut untuk memperkirakan bagaimana kontrol glikemik yang ketat dapat mengurangi penurunan kognitif pasca stroke pada pasien diabetes dan mereka dengan diabetes yang tidak terdiagnosis.

Para peneliti mengatakan penderita stroke dapat bekerja dengan tim kesehatan mereka untuk mengembangkan strategi untuk mengelola kadar gula darah, terutama jika mereka memiliki pra-diabetes atau diabetes.

Sebuah studi baru menemukan bahwa kadar gula darah yang tinggi pada penderita stroke menyebabkan hilangnya kekuatan otak. Foto milik Shutterstock

Diterbitkan oleh Medicaldaily.com

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *