Ada banyak alasan mengapa remaja menderita masalah citra tubuh. Diantaranya, terpaan media sosial tampaknya menjadi faktor yang paling nyata dan utama saat ini.
Sebuah studi baru dari Children’s Hospital of Eastern Ontario Research Institute menemukan bahwa mengurangi penggunaan media sosial dapat meningkatkan penampilan dan penghargaan berat badan generasi muda.
Menurut para peneliti, meningkatnya popularitas penggunaan media sosial telah menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruhnya terhadap kesehatan mental remaja dan dewasa muda. Banyak penelitian telah mendokumentasikan efek tidak sehat dari media sosial terhadap citra tubuh remaja.
Untuk mengetahui apakah menghabiskan lebih sedikit waktu di media sosial mengubah atau memengaruhi masalah citra tubuh remaja, para ilmuwan melakukan penelitian yang melibatkan 220 mahasiswa sarjana berusia antara 17 dan 25 tahun.
Para peserta mengaku menggunakan aplikasi media sosial setidaknya selama dua jam per hari. Mereka juga memiliki tanda-tanda kecemasan atau depresi. Pada awal penelitian, mereka diminta menilai penampilan dan menjawab pertanyaan tentang penampilan fisik dan berat badan.
Peserta dibagi menjadi dua. Setelah minggu pertama, satu grup harus memangkas waktu media sosial mereka menjadi 60 menit per hari. Separuh lainnya melanjutkan kebiasaan media sosial reguler mereka.
Setelah tiga minggu, para peserta diminta sekali lagi untuk menjawab pertanyaan tentang body image. Kelompok pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan, sedangkan kelompok bebas memberikan respon yang sama.
“Temuan kami menunjukkan penurunan itu [social media use] menuai manfaat yang sebanding dalam penghargaan tubuh untuk pria dan wanita. Meskipun lebih banyak penelitian diperlukan untuk menilai efek pemeliharaan, temuan kami menunjukkan … efek positif jangka pendek pada citra tubuh di antara populasi remaja yang rentan dengan tekanan emosional,” tulis tim tersebut.
Penulis studi utama Gary Goldfield membahas bagaimana media sosial memengaruhi perasaan kaum muda tentang diri mereka sendiri dalam siaran pers yang menyertainya.
“Media sosial dapat mengekspos pengguna ke ratusan atau bahkan ribuan gambar dan foto setiap hari, termasuk selebriti dan model fesyen atau kebugaran. [This] mengarah pada internalisasi cita-cita kecantikan yang tidak dapat dicapai oleh hampir semua orang, menghasilkan ketidakpuasan yang lebih besar terhadap berat dan bentuk tubuh,” jelasnya.
“Mengurangi penggunaan media sosial adalah metode yang layak untuk menghasilkan efek positif jangka pendek pada citra tubuh di antara populasi yang rentan,” tambah Goldfield.
Para peneliti mengatakan 1 hingga 2 persen populasi dunia memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan dismorfik tubuh. CDC.gov