Plastik, khususnya mikroplastik, telah merasuki setiap bidang kehidupan kita. Dalam sebuah studi baru yang mengganggu, para peneliti telah menemukan mikro dan nano-plastik (MNP) diturunkan dari ibu ke bayi yang belum lahir.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nanomaterials, menemukan MNP tidak hanya melewati penghalang usus dan plasenta dalam waktu 24 jam, juga menembus hati, ginjal, jantung, paru-paru, dan otak dari keturunan yang belum lahir.
“Masih banyak yang belum diketahui, tetapi hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran dan penelitian lanjutan,” kata Philip Demokritou, Ketua Henry Rutgers dan profesor dalam ilmu nano dan bioteknologi lingkungan di Rutgers School of Public Health, seperti yang dilaporkan Earth.com.
Menurut outlet tersebut, rata-rata manusia menelan dan menghirup sekitar 5 g MNP seminggu, yang setara dengan massa kartu kredit.
“Penggunaan plastik telah meledak sejak tahun 1940-an karena harganya yang murah dan sifatnya yang serbaguna. Dari 9 miliar metrik ton yang diproduksi selama 60 tahun terakhir, 80% berakhir di lingkungan, dan hanya 10% yang didaur ulang,” kata Demokritou.
Dalam penelitian tersebut, tikus hamil diberi plastik berskala nano. Para peneliti mengemukakan bola polystyrene 25 nm (PS25C) fluoresen merah terkarboksilasi akan menembus penghalang usus induk tikus serta melintasi plasenta dan memasuki aliran darah dan jaringan bayi yang belum lahir.
Lima tikus menelan cairan yang mengandung bola polistiren 25 nm pada hari ke 19 kehamilan mereka dalam percobaan. Ada kelompok kontrol yang tidak diberi makan plastik. Pada akhir 24 jam, tikus dikorbankan dan jaringannya serta anak-anaknya dianalisis.
Ditemukan MNP telah menyusup ke hati, ginjal, jantung, paru-paru, dan otak anak anjing yang belum lahir.
“Plastik berbasis minyak bumi tidak dapat terurai secara hayati, tetapi pelapukan dan fotooksidasi memecahnya menjadi fragmen kecil. Fragmen kecil ini, yang disebut mikro-nano-plastik, ditemukan di paru-paru, plasenta, dan darah manusia, meningkatkan masalah kesehatan manusia,” jelas Demokritou.
“Sebagai peneliti kesehatan masyarakat, kami mencoba menilai risiko kesehatan dari kontaminan yang muncul untuk memberi tahu pembuat kebijakan dan mengembangkan strategi mitigasi,” tambah peneliti tersebut.
Namun, para peneliti mengakui hanya MNP polistiren dengan ukuran tertentu yang digunakan dalam penelitian ini, yang tidak mencakup berbagai MNP lingkungan.
Meski demikian, penelitian ini adalah yang pertama membuktikan bahwa plastik sebesar ini dapat bergerak melalui penghalang plasenta dan memasuki jaringan keturunannya.
“Tujuannya juga untuk meningkatkan penggunaan kembali dan daur ulang plastik dan bahkan menggantinya dengan plastik berbasis biopolimer yang dapat terurai secara hayati. Ini adalah bagian dari tujuan sosial kami yang lebih besar menuju keberlanjutan, ”komentar Demokritou.