Obat baru dapat merevolusi cara komunitas medis menangani pengobatan COVID-19.
Pada hari Kamis, tim ilmuwan mempresentasikan temuan studi mereka tentang obat yang baru dikembangkan untuk COVID-19. Diterbitkan di New England Journal of Medicine, penelitian mereka menemukan bahwa satu dosis pegylated interferon lambda berhasil mengobati infeksi awal.
Tim yang dipimpin oleh peneliti Universitas McMaster Gilmar Reis dan Edward Mills melakukan uji coba platform acak, terkontrol, dan adaptif dengan sebagian besar orang dewasa yang divaksinasi di Kanada dan Brasil. Pasien rawat jalan yang menunjukkan infeksi akut dalam 7 hari setelah onset memiliki pegylated interferon lambda atau plasebo.
Sebanyak 933 pasien menerima obat baru, tetapi dua dikeluarkan karena penyimpangan protokol. Sementara itu, 1.019 mendapat plasebo. Sekitar 83% dari semua peserta telah divaksinasi SARS-CoV-2.
Setelah menganalisis data, para peneliti menemukan bahwa 25 dari 931 (2,7%) kelompok interferon lambda pegilasi dirawat di rumah sakit atau mengunjungi ruang gawat darurat karena COVID-19. Di sisi lain, 57 dari 1.018 (5,6%) pasien plasebo memiliki pengalaman yang sama.
Meskipun kejadian efek samping serupa pada kedua kelompok, pasien dalam kelompok obat memiliki viral load yang lebih rendah pada hari ke 7 dibandingkan dengan peserta kelompok plasebo.
Tim menyimpulkan bahwa interferon lambda pegilasi membantu menurunkan insiden rawat inap atau kunjungan ruang gawat darurat di antara pasien COVID-19 yang sebagian besar divaksinasi.
Para peneliti mengklaim bahwa satu dosis obat di bawah kulit pasien tampak lebih efektif daripada pengobatan lain yang tersedia saat ini untuk Covid awal, menurut News Medical.
“Pegylated interferon lambda adalah obat yang aman, dan merupakan pendekatan pengobatan tunggal,” kata Reis. “Lambda tidak spesifik terhadap virus karena bekerja pada semua varian COVID-19 yang berbeda, dan mungkin juga berperan dalam memerangi virus pernapasan lainnya seperti influenza.”
“Penemuan ini memungkinkan kita memasuki era baru di mana Anda dapat melakukan intervensi pan-virus terhadap berbagai penyakit. Ini bisa menyelamatkan puluhan ribu nyawa,” tambah Mills.
Dosis injeksi tunggal obat baru memberikan keuntungan besar atas pengobatan saingan. Salah satunya, obat Paxlovid Pfizer untuk Covid mengharuskan pasien meminum 30 pil selama lima hari agar pengobatan dapat bekerja, Japan Today melaporkan.