Orang Dengan Kepadatan Tulang Rendah Lebih Rentan Demensia, Ungkap Studi

Demensia adalah suatu kondisi yang memengaruhi pemikiran, ingatan, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sekarang, sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa orang dengan kepadatan tulang rendah lebih mungkin terkena demensia daripada mereka yang memiliki kepadatan tulang lebih tinggi.

Studi yang dipublikasikan di American Academy of Neurology mengatakan bahwa orang dengan kepadatan tulang rendah 42% lebih berisiko terkena demensia dibandingkan mereka yang memiliki kepadatan tulang lebih tinggi.

“Kepadatan tulang yang rendah dan demensia adalah dua kondisi yang umumnya menyerang orang lanjut usia secara bersamaan, terutama karena pengeroposan tulang sering meningkat karena kurangnya aktivitas fisik dan gizi buruk selama demensia,” kata Mohammad Arfan Ikram, salah satu peneliti yang memimpin penelitian tersebut.

“Namun, sedikit yang diketahui tentang keropos tulang yang terjadi pada periode menjelang demensia. Studi kami menemukan bahwa keropos tulang memang sudah terjadi sebelum demensia dan dengan demikian terkait dengan risiko demensia yang lebih tinggi,” tambah Ikram.

Studi tersebut menentukan bagaimana risiko demensia dipengaruhi oleh kepadatan mineral tulang dengan mengevaluasi 3.651 orang di Belanda, yang rata-rata berusia 72 tahun.

Kelompok tersebut tidak menderita demensia pada awal penelitian. Para peserta diperiksa setiap empat hingga lima tahun dengan pemindaian tulang dan tes demensia. Setelah rata-rata 11 tahun, 688 orang mengalami demensia.

“Dari 1.211 orang yang memiliki kepadatan tulang tubuh terendah, 90 di antaranya mengembangkan demensia dalam waktu 10 tahun, dibandingkan dengan 57 dari 1.211 orang dengan kepadatan tulang tertinggi,” ungkap studi tersebut.

Hasilnya ditemukan setelah menyesuaikan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, penyakit lain, penggunaan obat, dan riwayat demensia keluarga.

“Penelitian kami telah menemukan hubungan antara pengeroposan tulang dan demensia, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara kepadatan tulang dan kehilangan memori. Mungkin saja keropos tulang sudah terjadi pada fase awal demensia, bertahun-tahun sebelum gejala klinis muncul. Jika itu yang terjadi, pengeroposan tulang bisa menjadi indikator risiko demensia dan orang dengan pengeroposan tulang dapat ditargetkan untuk skrining dan perawatan yang lebih baik,” kata Ikram.

Meskipun studi tersebut membuktikan adanya hubungan antara kepadatan tulang yang rendah dan kehilangan memori, namun tidak membuktikan bahwa kepadatan tulang yang rendah menyebabkan demensia.

Studi ini juga terbatas pada orang-orang asal Eropa, yang berusia di atas 70 tahun. Oleh karena itu, hasilnya mungkin berbeda pada orang-orang dari ras dan etnis lain, dan di antara kelompok usia yang lebih muda.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *