Patah Tulang Dapat Menyebabkan Kematian Dini, Potong 1 Hingga 7 Tahun Hidup Anda: Studi

Kesehatan tulang sangat penting untuk kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Tapi bisakah itu menentukan umur seseorang? Sebuah studi baru menemukan bahwa patah tulang dapat menyebabkan kematian dini dan dapat memangkas harapan hidup hingga tujuh tahun.

Para peneliti dari The University of Technology Sydney (UTS) mengembangkan konsep baru yang disebut “usia kerangka” untuk mengukur dampak patah tulang pada kematian. Usia kerangka seseorang adalah usia kronologisnya, ditambah dengan jumlah tahun kehidupan yang hilang sehubungan dengan patah tulang.

Para peneliti memasukkan metrik baru ke dalam kalkulator online, yang disebut Bonecheck, untuk mendapatkan penilaian kesehatan tulang yang dipersonalisasi. Evaluasi membantu meningkatkan kesadaran tentang osteoporosis dan mengurangi risiko kematian dini akibat patah tulang.

Para peneliti menganalisis lebih dari 1,6 juta orang dewasa di Denmark dan menemukan bahwa patah tulang dikaitkan dengan hilangnya satu hingga tujuh tahun kehidupan tergantung pada jenis kelamin, usia, dan lokasi tulang.

“Meskipun patah tulang dapat mengurangi umur seseorang, pasien yang menderita patah tulang tidak sepenuhnya memahami kenyataan ini. Dengan kesadaran yang lebih besar akan risiko ini, dokter dan pasien akan lebih cenderung mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko kematian dini. ,” kata Tuan Nguyen, pemimpin proyek studi tersebut.

Peneliti menemukan risiko kematian dini sangat tinggi di antara orang dengan patah tulang pinggul; 30% pasien meninggal dalam waktu satu tahun setelah patah tulang.

Dokter sekarang memberi tahu pasien tentang risiko patah tulang berdasarkan probabilitas. Alat baru membuat komunikasi risiko lebih jelas.

“Dengan alat baru ini, dokter dan pasien dapat bekerja sama untuk mengurangi risiko patah tulang dan memastikan kesehatan tulang yang lebih baik untuk semua,” tambah Nguyen.

“Kerugian dari kemungkinan ini adalah sulit untuk dipahami, dengan pasien sering menganggap 5% risiko kematian setelah patah tulang pinggul selama periode 5 tahun sebagai peluang 95% untuk selamat dari patah tulang pinggul,” jelas Dr. Thach Tran, rekan penulis utama studi ini. “Alat Skeletal Age memberikan pendekatan alternatif untuk memberi tahu pasien tentang risiko patah tulang mereka. Misalnya, alih-alih memberi tahu seorang wanita berusia 60 tahun bahwa risiko kematiannya setelah patah tulang pinggul adalah 5%, dia dapat diberi tahu bahwa tulangnya umur 65.”

Seorang dokter memeriksa hasil rontgen pasien. Pixabay

Diterbitkan oleh Medicaldaily.com

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *