Sejak dimulainya pandemi COVID-19, para ilmuwan telah memperingatkan tentang penularan penyakit melalui aerosol di udara. Hal ini bahkan berujung pada mandat masker yang memaksa setiap orang untuk memakai penutup wajah di tempat umum.
Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The Lancet Microbe menemukan bahwa aerosol seharusnya tidak menjadi perhatian utama semua orang saat terjebak dalam rumah tangga dengan pasien COVID-19. Para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa permukaan dan tangan yang terkontaminasi mendorong transmisi di rumah.
Studi yang dipimpin Imperial College London adalah yang pertama memberikan bukti empiris untuk transmisi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, melalui permukaan yang sering disentuh dan tangan orang.
“Tidak ada keraguan bahwa jika Anda mengidap COVID-19, Anda memancarkan virus ke udara sebagai mikro-aerosol serta tetesan besar yang mendarat di tangan Anda dan permukaan di sekitar Anda. Apa yang belum diperlihatkan, sampai sekarang, adalah bahwa keberadaan virus di tangan orang atau permukaan rumah tangga memprediksi penularan ke kontak,” kata penulis utama Ajit Lavani dalam siaran pers.
“Studi kehidupan nyata kami di rumah tangga London memberikan bukti empiris pertama yang menunjukkan bahwa kehadiran SARS-CoV-2 di tangan dan permukaan orang berkontribusi secara signifikan terhadap penyebaran COVID-19. Karena kami tidak secara sistematis mengambil sampel udara rumah tangga, kami tidak dapat mengesampingkan penularan melalui udara yang terjadi secara paralel.”
Untuk penelitian tersebut, Lavani dan rekannya memeriksa 279 rumah tangga di London selama puncak gelombang alfa dan pra-alfa pandemi antara 1 Agustus 2020 dan 31 Maret 2021. Mereka menemukan bahwa infeksi jauh lebih tinggi di rumah-rumah di mana virus terdeteksi pada permukaan yang sering disentuh dan tangan peserta.
“Kehadiran RNA SARS-CoV-2 pada kasus primer dan tangan kontak serta pada permukaan rumah tangga yang sering disentuh terkait dengan transmisi, mengidentifikasi ini sebagai vektor potensial penyebaran di rumah tangga,” tulis tim tersebut.
Untuk memastikan bahwa penularan dan infeksi terjadi di dalam rumah tangga, para peneliti melakukan pengurutan genom keseluruhan dari 25 kasus primer dan kontak mereka. Mereka menemukan bahwa pasangan kontak kasus utama memiliki jenis virus yang sama.
Namun demikian, US News & World Report menunjukkan bahwa penelitian tersebut murni observasional. Itu tidak membuktikan sebab-akibat karena penularan melalui udara tidak dikesampingkan. Studi tersebut juga dilakukan selama fase pandemi awal, jadi tidak jelas apakah hasil yang sama akan berlaku untuk varian yang lebih baru.