Studi Menemukan Kombinasi Obat Terbaik Untuk Meredakan Nyeri Punggung

Telah terjadi peningkatan masalah sakit punggung belakangan ini. Duduk berjam-jam di depan meja seringkali dapat menyebabkan masalah seperti itu, yang menyoroti komplikasi dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Beruntung bagi kami, para ilmuwan telah menemukan kombinasi obat yang sempurna yang dapat meringankan sakit punggung.

Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Orthopedic Research, para peneliti menemukan acetaminophen obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, juga dikenal sebagai parasetamol, tidak efektif dengan sendirinya untuk mengobati sakit punggung.

Sebaliknya, para peneliti dari Jerman, menyarankan untuk mengonsumsi acetaminophen dan ibuprofen secara bersamaan sebagai cara terbaik untuk meredakan nyeri punggung.

Sakit punggung adalah penyebab utama kecacatan di dunia yang lazim terjadi pada 80% orang dewasa, menurut StudyFinds.

“Ini adalah langkah pertama menuju optimalisasi pengelolaan nyeri punggung bawah akut,” kata penulis utama Dr. Alice Baroncini dari Rumah Sakit Universitas RWTH di Aachen, Jerman. “Namun, karakteristik spesifik pasien seperti memiliki alergi dan penyakit penyerta harus selalu menjadi pertimbangan.”

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis data dari 18 studi global, dengan hampir 3.500 peserta. Ditemukan bahwa peningkatan nyeri paling banyak terjadi ketika acetaminophen (obat seperti Tylenol) digunakan dalam kombinasi dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti Ibuprofen. NSAID juga termasuk obat-obatan seperti naproxen, diklofenak, dan celecoxib.

“Nyeri punggung bawah akut (LBP) membebankan beban sosial ekonomi yang signifikan karena merupakan kondisi yang, di seluruh dunia, menyebabkan sebagian besar kecacatan,” tulis para peneliti dalam makalah mereka.

Menurut outlet tersebut, lebih dari 60 juta orang Amerika menderita sakit punggung. Ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk otot yang tertarik dan cakram yang tergelincir.

“Kombinasi NSAID dan parasetamol dikaitkan dengan peningkatan yang lebih besar daripada penggunaan NSAID saja, tetapi parasetamol saja tidak menyebabkan perbaikan yang signifikan,” tim peneliti menyimpulkan.

“Sangat penting untuk menyoroti bahwa pekerjaan ini hanya mengacu pada terapi LBP akut nonspesifik. Saat merawat pasien dengan LBP akut, penting untuk mengesampingkan kemungkinan penyebab nyeri spesifik yang mungkin memerlukan tindakan atau diagnostik khusus, misalnya, riwayat kanker atau trauma baru-baru ini; identifikasi kemungkinan tanda bahaya harus selalu menjadi pilar penilaian LBP akut,” saran peneliti.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *