Hari Kanker Ovarium Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 8 Mei untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker ginekologi paling mematikan yang menyebabkan lebih dari 15.000 kematian setiap tahun di Amerika Serikat.
Tema perayaan tahun ini “No Woman Left Behind” menekankan perlunya skrining, mengenali gejala dan diagnosis dini pada setiap wanita, terutama yang berada di negara-negara menengah dan terbelakang.
Kanker ovarium terjadi ketika sel-sel di ovarium atau saluran tuba tumbuh secara tidak normal, dan berkembang biak di luar kendali. Meskipun para ilmuwan belum mengidentifikasi penyebab pasti kanker ovarium, faktor-faktor tertentu seperti usia, obesitas, dan kondisi seperti endometriosis meningkatkan risiko penyakit tersebut.
Faktor risiko
Usia: Wanita di atas usia 50 tahun memiliki risiko lebih tinggiKegemukan: Wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko 2% lebih tinggi terkena kanker ovariumEndometriosis: Karena endometriosis menyebabkan perubahan sel di seluruh organ reproduksi, risiko kanker ovarium sedikit tinggi.Penggunaan bedak talek: Penelitian telah menunjukkan bahwa menggunakan bedak di area genital meningkatkan risiko kanker ovarium sekitar 0,5%. Terapi penggantian hormon (HRT): Menurut penelitian, HRT meningkatkan diagnosis kanker ovarium dengan 1 kasus tambahan per 1.000 pengguna HRT. Merokok: Perokok berada di risiko kanker ovarium 3% lebih tinggi. Diabetes: Wanita dengan diabetes memiliki 20%-25% kanker ovarium yang berkembang. Wanita yang belum hamil berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium. Menarche dini dan menopause terlambat juga meningkatkan risiko terkena kanker ovarium. kanker ovarium.
Mengapa skrining penting?
Kanker ovarium dapat dengan cepat menyebar dari stadium awal hingga lanjut dalam waktu satu tahun. Deteksi dini kanker ovarium menjadi sulit, karena seringkali tidak ada gejala atau gejalanya mungkin menyerupai penyakit lain.
Dalam banyak kasus, saat gejalanya muncul, kanker sudah lanjut ke stadium yang sulit diobati. Diperkirakan hanya 20% wanita yang menerima diagnosis dini kanker ovarium saat penyakitnya berada pada stadium I atau II.
Gejala umum
Perut kembung atau bengkak yang tidak dapat dijelaskanMerasa cepat kenyang saat makanPenurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskanSulit makan atau kurang nafsu makanNyeri dan ketidaknyamanan panggulKelelahanSering ingin buang air kecilPerubahan kebiasaan buang air besar–diare atau sembelitKeputihan yang tidak normal, berdarah-di luar siklus menstruasi atau menopause yang khas
Namun, banyak kondisi lain seperti kista ovarium, sindrom iritasi usus, fibroid rahim, endometriosis, dan penyakit radang panggul juga dapat menunjukkan gejala serupa.
Karena gejalanya membingungkan, pakar kesehatan menyarankan orang yang mengalami gejala perut yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari 2 minggu untuk menemui penyedia layanan kesehatan dan memeriksakan diri.
Kesalahpahaman umum
Mitos 1: Kanker ovarium tidak menyerang wanita muda
Meskipun 80% kasus ovarium terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun, wanita muda juga dapat terkena penyakit ini.
Mitos 2: Pemeriksaan panggul dapat mendeteksi kanker ovarium
Tes rutin seperti pemeriksaan panggul dan pap smear tidak dapat mendeteksi kanker ovarium meskipun pap smear membantu dalam skrining kanker serviks. CT scan, PET scan, MRI, dan tes darah untuk menyaring kanker ovarium.
Mitos 3: Histerektomi mencegah kanker ovarium
Penghapusan saluran tuba dan ovarium selama histerektomi mengurangi risiko kanker ovarium hingga 95%, tetapi masih ada kemungkinan 5% untuk mengembangkan sel kanker.
Gejala awal kanker ovarium yang umum, seperti perut bengkak atau kembung, dapat dengan mudah diabaikan. Foto milik Pixabay
Diterbitkan oleh Medicaldaily.com