Teknologi ‘Pembungkaman Gen’ Menawarkan Harapan Baru Bagi Pasien Alzheimer

Para peneliti telah menemukan terapi baru untuk menghilangkan protein tau yang berbahaya, yang terutama bertanggung jawab atas penyakit Alzheimer.

Percobaan penelitian pertama yang dilakukan secara kolaboratif oleh para ilmuwan di University College London dan University College London Hospitals menemukan teknik “pembungkaman gen” yang dapat mengurangi risiko demensia dan penyakit Alzheimer, menurut Blog Sains.

Untuk melakukan proses tersebut, obat yang disebut BIIB080 (MAPTRx) digunakan untuk “membungkam” gen yang mengkode protein tau, yang dibentuk oleh gen protein tau terkait mikrotubulus (MAPT). Melalui metode tersebut, gen terhalang untuk diterjemahkan menjadi protein.

Metode ini juga akan memastikan jumlah protein tau yang lebih sedikit diproduksi sehingga penyakit tidak muncul dengan sendirinya secara real-time, lapor Science Blog.

Temuan bagian pertama dari penelitian ini telah dipublikasikan di Nature Medicine. Dalam studi kohort yang melibatkan 46 peserta, metode tersebut menunjukkan hasil positif dan secara signifikan menurunkan jumlah tau di otak.

Bagaimana protein tau terhubung dengan Alzheimer?

Protein ditemukan di sel-sel saraf otak. Pada awal Alzheimer, protein meningkat secara abnormal dan menciptakan kekusutan neurofibriler di dalam neuron otak. Dibandingkan dengan otak yang sehat, penderita Alzheimer melihat fungsinya terganggu oleh kekusutan, yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan kognitif.

Studi terbaru terbukti dapat ditoleransi dengan baik oleh para peserta, yang semuanya menyelesaikan masa pengobatan dan lebih dari 90% menyelesaikan masa pasca pengobatan.

“Hasilnya merupakan langkah maju yang signifikan dalam menunjukkan bahwa kita dapat berhasil menargetkan tau dengan obat pembungkaman gen untuk memperlambat – atau bahkan membalikkan – penyakit Alzheimer, dan penyakit lain yang disebabkan oleh akumulasi tau di masa depan,” kata Dr Catherine Mummery, konsultan ahli saraf di Rumah Sakit Nasional untuk Neurologi dan Bedah Saraf.

Saat berbicara dengan Telegraph, Tara Spires-Jones, profesor neurodegenerasi dan wakil direktur Pusat Penemuan Ilmu Otak di Universitas Edinburgh, memuji temuan tersebut. Spires-Jones, bagaimanapun, mencatat masih ada jalan panjang untuk penelitian ini.

“Yang menarik, dalam penelitian kecil ini, ada juga pengurangan tau yang sangat menjanjikan dalam cairan serebrospinal setelah pengobatan. Meskipun masih ada jalan panjang dalam uji coba yang lebih besar untuk menentukan apakah obat ini akan membantu orang yang hidup dengan demensia, datanya adalah sangat menjanjikan. Jenis pengobatan yang menargetkan tau berpotensi memperlambat atau bahkan diharapkan menghentikan perkembangan penyakit Alzheimer, jadi saya sangat menantikan untuk melihat hasil dari pengujian tahap selanjutnya.”

Terobosan ini dapat mengarah pada pengobatan baru untuk demensia dan penyakit Alzheimer. Foto milik Pixabay

Diterbitkan oleh Medicaldaily.com

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *